Kamis, 10 Juli 2008

Antara Menjadi Emas dan Menjadi Arang

Alangkah senangnya jika terlahir sebagai emas yang keberadaannya selalu
diidam-idamkan dan dinanti-nanti. Semua orang ingin menyentuhnya,
memilikinya dan sangat bangga bila berada di dekatnya karena nilainya yang
amat tinggi. Tak heran jika emas dijuluki sebagai logam mulia, karena
kedudukannya yang amat tinggi di mata manusia. Banyak sekali manusia
berkelahi memperebutkannya dan bahkan tak jarang sampai saling membunuh.

Adapun terlahir sebagai arang, agaknya kalau dapat akan dihindari oleh
setiap insan. Sejak lahir jangankan digendong, disentuhpun tidak karena
rasa takut akan terkotori olehnya.
Mengenai nilainya, jangankan satu gram, satu karung pun masih banyak orang
yang dapat memilikinya. Keberadaannya pun terkadang tidak terlalu dirasakan.

Namun, semahal-mahalnya emas jika ia berada di lingkungan yang salah dia
akan rusak. Emas bila terkena merkuri (air raksa) akan kehilangan nilainya.
Emas ketika tersebar dan bercampur dengan tanah tidaklah ada nilainya.
Adapun arang, apabila ia berada di tempat yang sangat dingin, dimana orang
sangat membutuhkan kehangatan, nilai sekarung arang jauh lebih berharga
dari nilai emas satu bukit.

Dari analogi di atas nampak bahwa lingkungan tempat suatu benda berada dan
nilai manfaat keberadaan suatu benda pada lingkungan tersebut merupakan
faktor yang penting untuk menilai tingkat manfaat keberadaan suatu benda.

Ada benda lain yang juga dinilai sangat tinggi oleh kebanyakan manusia,
yaitu intan. Intan yang jernih dan kokoh, dapat digunakan untuk
menghancurkan batu-batuan dan dapat juga digunakan sebagai perhiasan. Jika
diteliti lebih lanjut, ternyata unsur pembentuk intan dan arang adalah
sama-sama karbon. Keteraturan posisi molekul karbon dalam intan tersebut
menjadikannya kokoh dan indah. Hal yang menyebabkan intan jauh lebih mahal
daripada arang adalah karena intan sangatlah sulit didapat dan sangat besar
manfaatnya walaupun unsur pembentuknya sama-sama karbon.

Dapatkah arang berubah menjadi intan? Jika posisi-posisi molekul karbon
dalam arang dipindahkan sehingga menjadi teratur, bukan tidak mungkin arang
yang hina dina berubah menjadi intan yang mulia. Namun, hal ini membutuhkan
energi yang amat besar. Jadi walaupun unsur pembentuk suatu benda sama,
namun keteraturan letak molekul unsur pembentuk dalam suatu benda dapat
menyebabkan benda yang satu lebih bernilai dari benda yang lain.

Manusia, sebagai wakil Tuhan di muka bumi, sangatlah diharapkan dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dengan keberadaanya di atas bumi
ini. Tuhan telah memerintahkan kita untuk senantiasa berhijrah. Berhijrah
bukanlah selalu berarti berpindah tempat secara fisik namun hijrah
merupakan upaya berkesinambungan untuk dapat menjadi lebih bermanfaat bagi
lingkungan tempat manusia tersebut berada.

Jika manusia merasa dirinya kurang dihargai dalam lingkungannya, ada 2 hal
yang dapat ia lakukan, pindah secara fisik ke lingkungan yang lebih
mendukung keberadaannya atau mengubah/menata ulang dirinya sehingga menjadi
lebih bernilai dalam lingkungan tersebut, namun hal ini tentu saja
membutuhkan energi dan upaya yang jauh lebih besar.

Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksaanNya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (Al An'am 165)

Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa dan
janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran?(Al Maidah 2)

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antaramu.
Seungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Al Hujurat 13)

Original Sender: "ida nursaha

Tidak ada komentar: