Sabtu, 12 Juli 2008

Dan Hidup adalah Perjalanan menuju Ilahi

Di dalam banyak ayat, Al Qur'an menggambarkan hidup ini sebagai sebuah
perjalanan, yang tiada akhir dari perjalanan itu selain kembali kepada
Allah SWT. Dengan sangat logis manusia diumpamakan sebagai musafir dan
dunia ini adalah tempat persinggahan yang hanya sementara. Tujuan akhir
dari perjalanan panjang ini adalah bertemu dengan Allah SWT. Allah SWT
menegaskan bahwa '... Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada
permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya' (QS. Al A'raf
[7]:29). Inilah perjalanan yang dimulai dari penciptaan oleh Allah dan
berakhir pada titik pertemuan dengan Allah.

Setiap kita Insya Allah pernah melakukan perjalanan, baik perjalanan
dengan jarak dekat maupun perjalanan jarak jauh. Hal penting di dalam
persiapan perjalanan adalah keberadaan bekal. Semakin jauh jarak yang
ditempuh, maka bekal yang harus dipersiapkan pun mestinya semakin banyak.
Tidak terkecuali dengan perjalanan kita ini, perjalanan hidup yang titik
akhirnya adalah pertemuan dengan Allah.

Disadari atau tidak, dengan pengetahuan mengenai konsep hidup sebagai
perjalanan ini, banyak orang berusaha mengumpulkan bekal
sebanyak-banyaknya. Orang yang beranggapan bahwa akhir kehidupan juga
membutuhkan materi cenderung akan berusaha mengumpulkan bekal berupa
materi sebanyak-banyaknya. Sementara orang lain ada yang beranggapan bahwa
bekal untuk mencapai tujuan perjalanan ini adalah hubungan baik, koneksi.
Atas kesadaran seperti ini, mereka berlomba-lomba membangun hubungan yang
diyakininya dapat mempermudah perjalanan hidupnya. Demikian juga ada yang
beranggapan bahwa bekal yang paling pantas dalam perjalanan ini adalah
nama besar. Untuk orang-orang seperti ini, mereka akan selalu berusaha
memperbesar nama yang disandangnya.

Akan tetapi, semua bekal-bekal di atas belumlah dianggap sebagai bekal
yang sesungguhnya untuk perjalanan menuju Allah. Allah SWT menegaskan
bahwa justru sebaik-baik bekal adalah takwa.

Sekarang mari kita coba renungkan sejenak. Bayangkan bahwa kita akan
menempuh perjalanan yang belum pernah kita lalui sebelumnya. Selain
melewati rute yang tidak kita kenal, lama waktu tempuhnya pun tidak ada
gambaran dalam pikiran kita, entah sampai dalam satu hari, satu pekan,
satu bulan, satu tahun atau sepuluh tahun kita tidak tahu. Bahaya apa yang
bakal kita hadapi pun belum ada terlintas dalam benak kita. Benar-benar
perjalanan yang akan kita lakukan ini adalah perjalanan dalam kesendirian.
Ada memang orang-orang yang akan menemani dalam perjalanan ini, yaitu
orang-orang yang kita cintai. Tetapi pertemanan yang diberikan oleh
orang-orang itu kita tahu hanyalah bersifat sementara. Mereka bahkan hanya
akan mengantar kita sampai depan pintu gerbang fase perjalanan berikutnya
yaitu sampai di depan pintu kubur saja. Sedang sisa perjalanan berikutnya
akan kita tempuh dalam kesendirian. Karena itu, kita bagaimana pun harus
mempersiapkan bekal untuk perjalanan ini. Sendiri dan sendiri.


Khusus untuk fase perjalanan di alam kubur, Rasulullah SAW pernah
memberikan keterangan bahwa sebenarnya perjalanan ini akan bertemankan
amal-amal selama kita singgah di dunia ini. Amal keburukan akan menjelma
menjadi teman berburuk muka berbau busuk. Sedangkan amal kebajikan, atau
dalam istilah Al Qur'an, takwa kita akan menjelma menjadi kawan dengan
penampilan yang rupawan dan tutur kata yang sopan. Alangkah bahagianya
selama dalam perjalanan bertemankan orang yang menyenangkan. Untuk
orang-orang yang memiliki banyak bekal kebajikan, perjalanannya adalah
perjalanan yang menyenangkan bahkan kematiannya pun laksana tidurnya
pengantin baru.

Sekali lagi, dalam perjalanan hidup ini, perjalanan kembali kepada Allah
ini sebaik-baik bekal adalah takwa. Jadi mari kita perbanyak-banyak bekal
kita dengan meningkatkan ketakwaan kita. Tiada lain pilihan yang dapat
kita ambil selain bertakwa. Karena kalau tidak, kita harus berangkat
memulai perjalanan bertangan kosong tanpa bekal.

Hai jiwa-jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan
masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al Fajr [89]: 27-30)

Billahittaufiq Wal Hidayah
Sumbawa, 12 Juni 2002
Ishak

Berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu

Tidak ada komentar: