Jumat, 11 Juli 2008

DETIK-DETIK RASULULLAH SAW MENJELANG WAFAT

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat
kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan wasiat/petuah

Kepada para sahabat dan umatnya, "Wahai umatku, kita semua ada dalam
kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya,
kuwariskan dua hal pada kalian, Al-Quran dan Sunnahku. Barang siapa
mencintai Sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang
mencintaiku akan bersama-sama masuk surga bersama aku.

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh,
menatap para sahabatnya satu per satu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar bin Khattab dadanya
naik turun menahan napas dan tangisnya, Ustman bin Afan menghela nafas
panjang dan Ali bin Abi Thalib menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba "Rasulullah akan meninggalkan
kita semua" Desah hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.Tanda-tanda
itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah
yang limbung saat turun dari mimbar.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di
dalamnya Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang
berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar ucapan salam dari seseorang,
"Assalamu'alaikum"...? Kemudian Fatimah (puteri tercintanya) mendekati pintu
dan Fatimah tidak mengizinkan masuk, Maafkanlah ayahku sedang demam, kata
Fatimah yang membalikan badan dan menutup pintu, kemudian ia kembali
menemani ayahnya yang ternyata sudah membukakan mata dan
bertanya...Siapakah wahai anakku?, tak tahulah Ayah, sepertinya ia baru
sekali ini aku melihatnya. Tutur Fatimah lembut.

Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan
dari ujung rambut sampai ujung kaki, ditatapnya.. seakan hendak dikenang "
Ketahuilah wahai anakku" dialah yang akan menghapus kenikmatan sementara,
dialah yang memisahkan pertemuan di dunia, dialah Malakul maut " Kata
Rasulullah, Fatimahpun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampirinya, kemudian Jibril pun tiba yang
sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah
dan penghulu dunia ini.

" Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah? Tanya Rasulullah dengan
suara yang amat lemah" Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat
telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu". kata
Jibril.

Tapi, itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh
kekecewaaan dan kecemasan , "Engkau tidak senang mendengarkan kabar ini?
Tanya Jibril lagi." Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku .. Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah
berada didalamnya. Kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Malaikat Izrail melakukan tugas,
perlahan ruh Rasulullah ditarik, tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah
peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut
ini, lirih Rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam, Ali bin Abi Thalib yang disampingnya menundukkan semakin
dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau
palingkan wajahmu Jibril?" Siapa yang tega melihat kekasih Allah direnggut
ajal, kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit, Ya Allah..
dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan
pada umatku.

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi,
bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali bin Abi Thalib
segera mendekatkan telinganya, "ushikum bi shalati, wa maa malakat
aimanuku, Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu"

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, dan Ali bin Abi Thalib
kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai
kebiruan,"Ummatii.. Ummatii.. Ummatii" ....umatku, umatku, umatku

Dan pupuslah kembang hidup manusia mulia itu, kini mampukah kita mencintai
seperti Rasulullah mencintai kita.

" Allahuma Sholli'ala Muhammad Wabarik Wasalim 'Alaihi "

Original sender: Lucy

Tidak ada komentar: