Selasa, 29 Juli 2008

HINDUN BINTI UTHBAH

Hindun binti Uthbah, pada masa jahiliyah mempunyai kebencian yang sangat
besar kepada Rasulullaah SAW dan kaum muslimin. Kebencian Hindun yang waktu
itu menikah dengan Abu Sufyan bin Umayyah ini, terutama tampak jelas pada
perang Uhud. Hindun menyemangati kaum kafir Quraisy dengan syair dan
rebananya. Bahkan, untuk membalas dendam atas kematian ayah, paman dan kedua
saudaranya pada perang Badar, ia mengunyah jantung hamzah, paman Rasulullaah
SAW. Ia juga memimpin kaum wanita untuk menyayat tubuh para syuhada.

Namun semua berubah saat Rasulullaah SAW dan kaum muslimin memasuki kota
Mekkah dan mendapat kemenangan gemilang. Hati Hindun bergetar menyaksikan
kaum muslimin shalat dengan khusyu'. Kemudian ia berkata kepada Abu Sufyan,
"Aku ingin mengikuti agama Muhammad!"

Abu Sufyan terperanjat mendengar perkataannya, "Aku rasa kata2 itu sangat
kau benci kemarin!" katanya. "Demi Allah! Aku belum pernah melihat Tuhan
disembah sesempurna yang aku lihat malam ini di masjid. Demi Allah! Aku
menemukan mereka ruku' dan sujud serta menegakkan shalat dengan tekun.
Memuja dan manyanjung Allah dengan cara seperti itu." jawab Hindun.

"Engkau telah melakukan kesalahan yang sangat besar dalam hidupmu kepada
al-Islam. Sebaiknya engkau datang kepada mereka dengan salah seorang
kerabatmu." kata Abu Sufyan. Hindun menuruti saran suaminya. Ia kemudian
memilih 'Utsman bin 'Affan untuk menemaninya menghadap Rasulullaah SAW. Saat
itu, Hindun berbaur dengan wanita2 yang akan berbai'at kepada Rasulullaah
SAW. Ia sengaja menyembunyikan identitasnya.

"Kalian berbai'at untuk berjanji tidak akan melakukan perbuatan syirik
sedikitpun?" tanya Rasulullaah SAW setelah membaca beberapa ayat Quran.
"Demi Allah! Anda telah meminta sesuatu dari kami yang tidak anda minta pada
kaum pria. Kami akan melakukan dan menerima itu semua." Jawab Hindun dengan
tegas.

"Dan juga jangan mencuri," kata Rasulullaah SAW. "Demi Allah, di masa itu
aku selalu mencuri uang Abu Sufyan. Aku tidak tahu apakah itu halal ataukah
haram." Jawab Hindun. Saat itu, dalam majlis itu hadir Abu Sufyan. Abu
Sufyan menjawab perkataan Hindun, " Untuk harta yang lalu, aku halalkan dan
relakan untukmu."

"Apakah engkau Hindun binti 'Uthbah?" tanya Rasulullaah SAW. "Benar, aku
adalah Hindun binti 'Uthbah. Sekarang aku mohon maaf atas segala perlakuan
dan perbuatan yang kulakukan dulu." Jawab Hindun. "Allah telah memaafkan
engkau. Dan engkau tidak akan berzina?" tanya Rasulullaah SAW. "Yaa
Rasulullaah, apakah orang merdeka berzina?" tanya Hindun. "Dan tidak
membunuh anak2?" tanya Rasulullaah SAW lagi. "Kami telah merawat mereka dan
setelah dewasa kalian membunuhnya. Itu adalah urusan engkau dengan mereka,
bukan urusan saya lagi." Jawab Hindun. 'Umar bin Khattab yang ada dalam
majlis itu tertawa mendengar perkataan Hindun.

Rasulullah SAW kemudian melanjutkan pertanyaannya, sampai kemudian
mengakhiri dengan ucapannya, "Jangan membangkang dalam kebaikan," tegur
Rasulullaah SAW. "Kami tidak akan datang ke sini bila masih ingin
membangkang dan menentang semua perintahmu yang baik." Jawab Hindun.

Kemudian Rasulullaah SAW berkata pada 'Umar ibnul Khattab RA, "Terimalah
bai'at mereka, ya 'Umar. Mintakan ampun dan istighfar untuk mereka kepada
Allah SWT." 'Umar mematuhi apa yg diperintahkan oleh Rasulullaah SAW. Sejak
saat itu, Rasulullaah SAW menerima bai'at keluarga Abu Sufyan. Hindun sangat
bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diterimanya. Ia bergegas pulang
ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Hindun segera menghancurkan bermacam2
berhala yang selama ini menghiasi rumahnya, dengan kapak.

Itulah Hindun binti 'Uthbah. Cahaya Islam telah mengubahnya. Ia yang
sebelumnya memerangi kaum muslimin dengan penuh kebencian, sekarang terjun
ke medan perang bersama kaum muslimin. Dalam perang Yarmuk, ia membangkitkan
semangat kaum muslimin. Hindun tetap istiqomah dalam keimanannya, sampai ia
meninggal pada masa pemerintahan 'Umar bin Khattan RA.

-Inayati-

Tidak ada komentar: