Jumat, 11 Juli 2008

JULUKAN

Di awal penyebaran Islam, perjalanan dakwah Rasulullah saw menghadapi
berbagai kendala. Pernah Rasulullah disiram kotoran binatang ketika tengah
berdakwah kepada sekelompok orang di dekat Kakbah. Sementara itu, sumpah
serapah yang didapati oleh Rasulullah sudah bukan hal yang aneh lagi. Tidak
hanya kepada Rasulullah, hal yang sama dialami para pengikutnya. Tidak
sekadar kata-kata, mereka menerima penganiayaan secara fisik.

Suatu ketika para pemimpin kaum kafir Quraisy berkumpul untuk mendiskusikan
julukan apa yang layak disandangkan kepada Rasulullah, agar orang-orang
Madinah yang akan pergi berhaji ke Mekkah tidak terpengaruh oleh dakwah,
masuk Islam. Ada yang mengusulkan agar Nabi Muhammad dijuluki sebagai dukun,
namun tidak disepakati karena penampilan Nabi Muhammad tidak tampak sebagai
seorang dukun. Yang lainnya mengusulkan agar Nabi Muhammad disebut orang
gila saja karena apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad dianggap sebagai
pemikiran yang ''gila'' bagi mereka karena telah mengacaukan tatanan
kehidupan mereka yang jahiliah. Julukan inipun tidak disepakati karena
Muhammad tidak tampak seperti orang gila.

Mereka terus berpikir keras agar dapat memberi julukan yang tepat untuk Nabi
Muhammad dalam rangka menghambat dakwah yang dilakukan beliau. Kemudian
muncul usulan agar Nabi Muhammad digelari sebagai tukang sihir. Kembali,
mereka kurang sepakat karena Nabi Muhammad tidak tampak sebagai tukang
sihir. Saking bingungnya, walaupun dirasa masih belum tepat, mereka
memutuskan untuk menjuluki Nabi Muhammad sebagai tukang sihir. Setelah
sepakat, mereka kemudian mengampanyekan itu ke seluruh kabilah-kabilah yang
datang ke Mekkah bahwa Muhammad adalah seorang tukang sihir yang harus
dijauhi karena kata-kata yang diucapkannya akan menyihir mereka.

Dengan julukan itu kafir Quraisy berharap agar dakwah Rasulullah terhambat
dan bahkan mati sama sekali. Akan tetapi, atas kehendak dan janji dari Allah
SWT dakwah Islam bukannya mati, tetapi bersinar dengan lebih benderang. Pada
masa berikutnya malah mampu menyinari hampir setengah dunia dan memunculkan
peradaban yang tinggi, sehingga muncul sebagai adidaya yang disegani.

Kini julukan negatif pun menimpa umat Islam. Sebut saja ekstremis,
fundamentalis, bahkan teroris. Bukan tidak mungkin ini dimaksudkan untuk
menghalangi dakwah Islam. Menghadapi ini kita tidak boleh gentar. ''Mareka
berkehendak memadamkan cahaya [agama] Allah dengan mulut [ucapan-ucapan]
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya,
walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. (QS At-Taubah: 32). Wallahu'alam.

-----------
Sumber: Republika.co.id
Oleh : Hera Anggarawaty

Tidak ada komentar: