Jumat, 11 Juli 2008

MENJADI ANSHAR

Warga Madinah di masa Nabi Muhammad saw adalah sebaik-baik penduduk negeri.
Mereka tidak cuma memberi sedekah kepada kaum Muhajirin yang fakir, tidak
bermodal bisnis, dan kelaparan. Bahkan, membagi sebagian rumah, tanah, dan
perabotan mereka kepada saudara seiman itu. Malah, bila Muhajirin mau, yang
lebih baik bagi mereka.

Benarlah firman-Nya, ''Dan mereka [kaum Anshar] mengutamakan [kaum
Muhajirin] dari diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan [apa yang
mereka berikan]'' (QS Al-Hasyr: 9). Karenanya, kaum Anshar telah diridai
Allah dan telah disediakan surga (QS At-Taubah: 100). Tiada kemenangan yang
lebih besar daripada selamat dari neraka, masuk surga, dan diridhai-Nya.

Sesungguhnya, sejak Futuh(pembebasan) Mekkah, maka hijrah seperti yang
dilakukan kaum Muhajirin telah berakhir. Sabda Beliau, ''tidak ada lagi
hijrah setelah futuh.'' (HR Bukhari-Muslim). Apalagi, dakwah telah tersebar
dan umat Islam telah ada dimana-mana. Maka, agar kemuliaan yang diterima
kaum Anshar juga kita peroleh, kita perlu berupaya menjadi Anshar diin
Allah.

Dasar pemikiran yang selama ini terkungkung ideologi jahiliyah dan sistem
sekuler harus diubah. Standar penilaian bahwa sesuatu itu baik atau buruk
sepenuhnya merujuk Allah, meski mayoritas warga dunia lainnya menilai
sebaliknya. Interaksi antarwarga didasari keimanan, yang memancarkan
persaudaraan, sikap saling menyayangi dan menolong bagaikan mencintai diri
sendiri. Sungguhpun Nabi mengakui perbedaan latar belakang suku, bangsa,
asal daerah, dan lain-lain, tetapi itu tidak dijadikan sekat pembatas,
apalagi basis loyalitas.

Islam-lah yang melenyapkan perselisihan, kedengkian, bahkan peperangan
antara Bani Aus dan Khazraj. Sesuatu yang kini justru terjadi di Aceh,
jazirah Arab, dan lain-lain. Mereka yang tadinya miskin, termasuk kaum
Anshar, setelah Nabi datang membawa Islam dan bersedianya mereka berkorban
demi kejayaan kalimah Allah, menjadi kaya dan mampu menyantuni pendatang
baru. Kaum Yahudi, yang awalnya menguasai pasar jazirah Arab dengan praktik
oligopoli, rente, dan monopoli, tersingkirkan, sehingga konsumen mendapat
keadilan. Kejayaan dunia dan akhirat inilah yang harus diraih Muslim
Indonesia dengan menjadi Anshar Abad XXI dalam penegakan Islam dan
penyebaran rahmatan lil alamiin.

-----------
Sumber: Republika.co.id
Oleh : Fahmi AP Pane
-----------

Tidak ada komentar: