Minggu, 20 Juli 2008

Pohon Masalah

Seorang pemrogram komputer yang saya pesan untuk memperbaiki PC di rumah
datang terlambat. Katanya, di tengah jalan banmobilnya kempes.Ketika
sedangmemperbaiki komputer, bor listriknya macet tak mau berfungsi. Akibat
berbagai masalah tadi, ia kehilangan waktu

kerjanya hampir dua jam. Rupanya penderitaannya tak hanya berhenti di sini.
Persis saat mau pulang, mendadak mesin mobilnya ogah distart dan mogok.
Agar tidak kemalaman, saya mengantarkannya pulang. Dalam perjalanan ia
tampak termenung sedih atas kesialan yang bertubi-tubi menimpanya hari itu.
Sesampainya di depan rumahnya, tiba-tiba ia berhenti sebentar di depan
sebuah pohon kecil yang tumbuh di halaman depan. Ia menyentuh ujung-ujung
cabang pohon itu dengan kedua tangannya. Setelah itu, raut mukanya
menampakkan perubahan besar. Begitu pintu rumah terbuka, wajah yang semual
lesu kusam itu mendadak penuh senyuman. Dengan riang dan hangat ia memeluk
kedua anaknya serta mencium sang istri yang menyambutnya. Karena penasaran,
sebelum berpamitan saya bertanya apa yang dia lakukan dengan pohon tersebut?

"Oh, itu adalah pohon masalah saya," jawabnya. Menyadari lawan bicaranya
kebingungan, pria ini melanjutkan bicara.

"Saya sadar, ada banyak persoalan muncul dalam pekerjaan. Namun, yang pasti
segala permasalahan itu bukan milik orang rumah, baik anak maupun istri
saya. Itulah sebabnya, sore hari setiap pulang dari kantor, sebelum masuk
rumah saya selalu menaruh semua masalah atau problem pekerjaan di pohon ini.
Keesokan harinya, saya ambil untuk di bawa ke kantor lagi." "Anehnya",
lanjutnya sambil tersenyum, "di pagi hari ketika saya ambil lagi
masalah-masalah tersebut dari pohon, rasanya tidak lagi seberat ketika saya
taruh kemarin sore."

Original Sender: Lia

Tidak ada komentar: