Senin, 28 Juli 2008

Rezeki Halal Sumber Kebahagiaan

oleh: Ustadz Ulin Niam Masruri

Allah telah memerintahkan kepada kita agar selalu mencari rizki dari
sumber yang halal. Dan perintah ini banyak terkandung dalam ayat alquran,
diantaranya dalam surah Annahl ayat 114
Yang artinya: " Maka makanlah lagi baik dari rezki yang telah diberikan
oleh Allah kepadamu, dan syukuriklah ni'mat Allah jika kamu benar-benar
menyembah-NYA."
Demikian juga Islam yang kita anut telah menganjurkan agar kita berusaha
dengan tekun dan memberikan yang terbaik. Sebagai umat yang menjadi
panutan sudah sewajarnya kita menunjukkan bahwa setiap usaha kita adalah
yang terbaik yang akan membuahkan hasil yang baik juga.

Cara memperoleh rezki yang halal.
Untuk memperoleh rezki yang halal kita perlu melakukan 3 perkara:

Perencanaan.

Dengan melakukan perencanaan yang matang terhadap masalah sumber keuangan
dalam kehidupan kita sehari-hari, maka kita akan terhindar untuk
melakukan pengumpulan uang dengan jalan yang tidak di ridloi oleh Allah.

Berusaha.

Dengan perencanaan yang matang tadi, terus kita praktekkan dalam bentuk
usaha yang benar-benar untuk mencari rezki yang halal. Ketika niat kita
sudah kuat dan bulat, maka seberat apapun tantangan dalam hidup akan dapat
teratasi.

Doa.

Dalam waktu yang bersamaan kita juga harus selau ingat kepada Allah dengan
memperbanyak doa agar dipermudah dan diberkati usaha kita.

Dampak rezki yang halal

Maka dari itu kita perlu bermuhasabah mengenai usaha dan pekerjaan kita
sekarang ini. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita sudah memastikan bahwa
sumber mata pencaharian kita adalah yang halal?.Sangat penting bagi kita
semua untuk menjaga agar tidak ada sesuatu barang yang haram masuk
kedalam tubuh kita.

Membentuk keluarga yang bahagia

Andaikata sesuatu yang kita makan berasal dari rezki yang halal maka dalam
kehidupan akan terasa tenang. Berbeda dengan orang yang memakan dari
rezki yang haram dalam sehari-harinya, keluarga akan berantakan walaupun
kaya dalam materi. Maka jangan menyalahkan kepada anak-anaknya, ketika
nantinya menjadi anak yang susah diatur dan durhaka kepada kedua orang
tua. Karena memang sumbernya berasal dari sesuatu yang tidak diridloi oleh
Allah.
Banyak kasus kalau kita melihat fenomena dalam kehidupan dimasyarakat,
anak berani kepada orang tua. Itu tidak lain adalah dampak daripada rezki
haram yang mereka makan dalam kehidupan sehari-hari.

Rasulullah telah bersabda: " Tiada mendatangkan faedah bagi daging yang
tumbuh dari sumber yang haram, melainkan nerakalah tempat yang sewajarnya
bagi daging itu." (HR Imam Turmudzi)
Hidup lebih terarah.

Dengan rezki yang halal akan menjadikan kehidupan kita semakin nikmat dan
terarah. Menerima apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita tanpa
harus terus melihat keatas dalam masalah harta. Ketika hati kita selalu
berpikir masalah kekayaan, maka yang terpikir adalah bagaimana
memperoleh sesuatu yang belum ada pada diri kita, tanpa melihat
kenikmatan yang telah kita terima.

Rezki haram pangkal kehancuran

Kalau kita mau menengok kondisi dimasyarakat sekarang ini, betapa banyak
orang yang tidak lagi memiliki rasa malu dalam mencari sesuap nasi
sehingga mendorong terjadinya praktek suap, tidak amanah terhadap
pekerjaan sehingga dampaknya adalah keingimnan manusia cepat kaya dan
menganggap harta kekayaan sebagai sesuatu yang paling penting dalam
kehidupan.
Maka tidak berlebihan kalau kita sering mendengar banyak ungkapan dalam
kehidupan sehari-hari, mencari rezki yang haram saja susah apalagi
mendapat rezki yang halal atau kita akan senantiasa miskin jika tidak
mencar rezki tambahan dari sumber yang haram.

Rasulullah menjelaskan hal ini dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah " Bakal datang kepada manusia suatu masa orang tidak
lagi peduli terhadap apa yang diambilnya, apakah itu halal atau haram."
Demikian juga dari Ibnu Umar berkata: " Barang siapa yang membeli pakaian
dengan harga sepuluh dirham, satu dirham diantaranya uang yang haram,
maka Allah tidak akan menerima sholatnya selama pakaian itu masih
dipakainya. Kemudian Ibnu Umar memasukkan jarinya kedalam dua telinganya,
lalu berkata: " biarkanlah telinga ini tuli kalau tidak mau mendengarkan
perkataan dari Rasulullah ini." ( HR Imam Bukhori)

Anggapan yang demikian adalah tidak benar sama sekali. Sebab Allah telah
menjamin rezki kita dan memberikan rezki kita sesuai dengan kadar yang
telah ditentukan Allah yang kita tidak tahu berapakah kadar tersebut. Oleh
karena itu kita perlu terus berusaha, bekerja dan mencari rezki yang
halal. kita tidak boleh tergantung pada nasib atau mengeluh nasib, karena
itu tidak membawa faedah.

Sebelum kita akhiri marilah kita menengok sebentar tentang kisah seorang
sahabat yang dapat kita jadikan sebagai suri tauladan dalam masalah
kehati-hatiannya dalam makanan yang haram. Beliau adalah Abu Bakar,
seoramg Kholifah pertama setelah wafatnya Rasulullah. Dalam suatu hari
beliau makan sesuatu, lalu hambanya memberitahu bahwa makanan yang barusan
dimakan tadi adalah hasil dari pekerjaannya sebagai tukang tilik sebelum
dia masuk Islam. Mendengar hal tersebut beliau lantas mengeluarkan
makanan tersebut dan memuntahkan semua yang ada dalam perutnya. Lalu
hambanya menegur: "Mengapa engkau wahai baginda mengeluarkan makanan yang
sudah engkau makan?. Maka beliau menjawab: " Aku pernah mendengar
Rasulullah bersabda bahwa badan yang tumbuh subur dengan makanan yang
haram pasti akan merasakan api neraka. Oleh karena itu aku memaksa
makanaan itu keluar, takut kalau-kalau ia menyuburkanku.

Semoga dengan niat untuk mencari rezki yang halal serta berusaha, rezki
yang kita terima diberkati oleh Allah. Rezki yang penuh berkah akan
menjadikan kita bukan saja umat yang dijadikan suri tauladan akan tetapi
umat yang memberikan sumbangan kepada bangsa, agama dan negara. Wallohu
A'lam Bisshowab

Tidak ada komentar: