Senin, 30 Juni 2008

Dari Kajian al Hikam

Setiap dosa dan maksiat yang kita niatkan, apalagi kita lakukan, berarti
setetes demi setetes noda hitam terpercikan kepada hati kita. Noda-noda yang
mengotori hati. Sementara hati yang kotor tidaklah mungkin menerima cahaya
hidayah dari Nya. Sebagaimana cermin yang kotor tidaklah mungkin memantulkan
cahaya dengan sempurna.

~astaghfirullaah...

(Mereka berdo'a):"Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong
kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah
kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha
Pemberi (karunia)" (QS. 3:8)

Belajar Mencintai

Belajar Mencintai

Leo F. Buscaglia, begitu namanya. Seorang professor pendidikan di
University of Southren California, di Amerika. Ia seorang dengan seabreg
kegiatan sosial dan ceramah-ceramah tentang pendidikan. Satu tema yang
terus menerus dibawanya dalam banyak ceramah, adalah tentang
cinta. "Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga keluar 'dari
cinta'. Tapi manusia tumbuh dan besar dalam, cinta," begitu katanya dalam
sebuah ceramah.

Cinta, di banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya.
Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar sempurna penafsirannya.
Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong.
Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah. Tapi ada
satu yang bisa kita sepakati bersama tentang cinta.
Bahwa cinta, akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa kita untuk
berbuat lebih sempurna. Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan yang
dihasilkannya.

Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak
bisa kita nikmati dengan cinta. Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana
caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi
dan mempertahankan.

Bandung Bondowoso tak tanggung-tanggung membangunkan seluruh jin dari
tidurnya dan menegakkan seribu candi untuk Lorojonggrang seorang. Sakuriang
tak kalah dahsyatnya, diukirnya tanah menjadi sebuah telaga dengan perahu
yang megah dalam semalam demi Dayang Sumbi terkasih yang ternyata ibu
sendiri. Tajmahal yang indah di India, di setiap jengkal marmer
bangunannya terpahat nama kekasih buah hati sang raja juga terbangun karena
cinta. Bisa jadi, semua kisah besar dunia, berawal dari cinta.

Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan. Cinta
adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang.
Cinta adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan
yang lebih baik.

Dan Islam tidak saja mengagungkan cinta tapi memberikan contoh kongkrit
dalam kehidupan. Lewat kehidupan manusia mulia, Rasulullah tercinta. Ada
sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah
lewat kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan
mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan
petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta
kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada
kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati
mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama
masuk surga bersama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan
mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun
menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali
menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah
tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat
kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di
dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap
menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh
sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di
dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang
berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya
masuk,

"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan
menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah
membukan mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak
tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur
Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang
menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri,
tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian
dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia
menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para
malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti
kedatanganmu," kata jibril. Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega,
matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?"
Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku
kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku,
hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat
pengantar wahyu itu. "Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut
ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena
sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan
saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah
mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar
seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan
santuni orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai
terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan
di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telingan ke bibir Rasulullah yang
mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii..." Dan, pupuslah kembang hidup
manusia mulia itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Kindness in words creates confidence
Kindness in thinking creates profoundness
Kindness in giving creates love

Penulis Dewi Mashitoh

Dari kajian al Hikam

Dari kajian al Hikam

Salah satu tanda dari terbukanya jalan hikmah ialah terputusnya harapan
kepada mahluk
Manusia adalah mahluk yang sangat teramat lemah. Oleh karena itu di dalam
menghadapi segala sesuatu di dunia janganlah sekali-kali lupa dan terlepas
ingatan serta harapan kepada Nya. Kalau Dia selalu menjadi satu-satunya
tujuan, dan satu-satunya kekuatan, maka tidak ada satu pun mahluk yang bisa
mencelakakan. Tentunya disertai dengan keyakinan, keikhlasan dan istiqomah.

~astaghfirullaah...

"Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan
Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata:"Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan
memberikan kepada kami sebagian karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya,
Sesungguhnya kami orang-orang yang berharap kepada Allah", (tentulah yang
demikian itu lebih baik bagi mereka)". (QS. 9:59)

LIMA PANTANGAN

LIMA PANTANGAN
(Oleh : A. Gymnastiar)

Dalam menghadapi kehidupan ini ada lima pantangan yang sebaiknya tidak kita
lakukan, yaitu:

1. Pantang bertindak sia-sia.
Setiap tidakan kita sebaiknya terhindar dari kesia-siaan. Setiap tutur
kata, setiap langkah dan setiap apapun hendaknya dilakukan untuk sesuatu
yang bermanfaat, baik di dunia maupun akhirat.
Jika kita bisa menghindari kesia-siaan, insya Allah kita akan menjadi
'pribadi yang sukses'.

2. Pantang mengeluh.
Keluh kesah tidak menyelesaikan masalah. Seandainya dengan mengeluh masalah
bisa selesai, maka semua orang akan menyelesaikan masalahnya dengan
mengeluh. Tetapi mustahil itu terjadi.

Jika kita tidak mengeluh dalam menghadapi segala persoalan, maka insya
Allah kita akan menjadi 'pribadi yang tangguh.'

3. Pantang menjadi beban.
Bersikap mulia dengan tidak menjadi beban bagi orang lain adalah sikap yang
sangat terpuji. Walaupun tidak mungkin bagi kita untuk sama sekali tidak
bergantung, tetapi paling tidak kita mengurangi sekecil-kecilnya
ketergantungan itu. Setiap bantuan orang lain sekecil
apapun, sebaiknya segera kita bayar dengan apapun semampu kita.
Jika kita tidak menjadi beban orang lain maka insya Allah kita akan
mempunyai 'harga diri' yang tinggi.

4. Pantang berkhianat.
Berkhianat adalah sikap yang sangat tercela. Sesulit apapun keadaan kita,
jangan pernah berkhianat.
Jika kita tidak pernah berkhianat maka kita akan menjadi pribadi yang
'terpercaya'. Nah, kepercayaan inilah modal yang sangat berharga dalam
mengarungi hidup.

5. Pantang mengotori hati.
Hati adalah komponen yang sangat penting dalam tubuh. Jika hati baik, maka
menjadi baiklah seluruh tubuhnya.
Sebaliknya jika hati buruk, maka buruklah sekujur tubuhnya.

Jika kita bisa menjaga hati tetap bersih maka insya Allah kita akan menjadi
'bahagia' dan amal ibadah kita diterima.

Intisari Ceramah AA Gym
Ahad 30 Desember 2001
Masjid Daarut Tauhiid

Sabtu, 28 Juni 2008

Tulisan Aa Gym

Di blog inipun akan ada tulisan ataupun kutipan dari ucapan al ustad Abdullah Gymnastiar, atau Aa Gym, yang berasal dari berbagai sumber baik dari internet ataupun dari buku, ataupun dari brosur khotbah, dsb.

Dari Aa Gim

Subhanallaah, akhirnya ada juga blog yang memuat tulisan-tulisan AA Gim. Semoga dapat bermanfaat bagi semua sahabat. Wassalam.

NB.
Pembuat blog ini BUKAN AA Gym, ustad yang terkenal di Bandung, atau malah di Indonesia.