Selasa, 16 September 2008

Khutbah Rasulullah s.a.w. tentang Ramadhan

Dari Salman al Farisi : Bahwa Rasulullah SAW menyampaikan khutbahnya pada
akhir bulan Sya'ban (menjelang Ramadlan), mengggambarkan di dalamnya
keagungan Ramadlan, berikut petikannya:

"Wahai manusia, sesungguhnya bulan yang agung dan penuh barakah, bulan yang
didalamnya terdapat Lailatul Qadar, yang nilainya lebih utama dari seribu
bulan, telah menaungi kamu sekalian. Suatu bulan di mana Allah mewajibkan
puasa pada siang harinya dan menjadikan shalat pada malam harinya, sebagai
amalan sunnat. Barang siapa yang mengerjakan perbuatan sunnat pada bulan itu
maka ia sekan mengrjakan perbuatan fardlu pada bulan yang lain. Barang siapa
yang mengrjakan fardlu pada bulan itu maka ia seakan mengerjakan tujuh puluh
perbuatan fardlu pada bulan yang lain. Ramadlan adalah bulan kesabaran, dan
barang siapa yang sabar balasannya adalah surga. Ia adalah bulan
pertolongan, dan bulan di mana pada saat itu rezeki orang mukmin bertambah.
Barang siapa yang memberi buka kepada orang yang berpuasa maka ia
mendapatkan ( pahala) memerdekakan budak dan mendapatkan ampunan atas
dosa-dosanya."

Para sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami mempunyai
makanan yang bisa dipakai untuk berbuka bagi orang yang berpuasa?"

Rasulullah bersabda: "Allah memberikan pahala ini kepada orang yang memberi
buka kepada orang yang berpuasa meskipun seteguk air susu, sebutir korma
atau seteguk air minum. Barang siapa yang membuat kenyang orang yang
berpuasa maka ia mendapat ampunan atas dosa-dosanya dan Allah akan
memberinya minuman dari telagaku, dengan minuman yang tidak akan pernah
membuat haus lagi setelah itu, sampai ia masuk sorga, dan ia mendapatkan
pahala sebesar pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa berkurang
sedikitpun. Bulan Ramadlan permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah
ampunan dan penghabisannya adalah pembebasan dari neraka. Barang siapa yang
memperingan budaknya pada bulan itu maka Allah membebaskannya dari api
neraka ".

Sumber: Tanbihul Ghafilin, Al-Samraqandi

Tidak ada komentar: