Selasa, 05 Agustus 2008

SEPOTONG KAYU ANEH

Dalam suatu hadits riwayat Imam Bukhari,
Rasulullah saw pernah bercerita, suatu ketika,
seorang Bani Israil meminjam seribu dinar dari
rekannya, sesama Bani Israil. Si pemberi pinjaman
menanyakan saksi dan jaminan dalam transaksi
mereka. Peminjam pun menjawab cukuplah baginya
Allah sebagai saksi dan penjamin.

Dengan menyebut Allah sebagai saksi sekaligus
penjamin, si peminjam telah menunjukkan
kesungguhan membayar utang. Bayangkan saja kalau
Allah, yang Mahatahu dan Mahakaya, dijadikan
saksi sekaligus penjamin oleh seorang hamba-Nya.

''Kamu benar,'' ucap pemberi pinjaman. Lantas
kedua Bani Israil itu pun melakukan akad
pinjam-meminjam, mulai dari jumlah uang yang akan
dikembalikan, waktu pengembalian, dan lain-lain.

Dengan modal pinjaman itu, si pengutang segera
pergi berlayar meninggalkan negerinya untuk suatu
keperluan. Urusannya selesai tepat di hari dia
harus sudah mengembalikan pinjamannya. Maka dia
berburu-buru mencari kapal untuk pulang, tetapi gagal.

Karena terikat oleh tenggat pengembalian,
sementara ia masih berada di pulau seberang, si
pengutang segera mengambil sepotong kayu dan
melubanginya. Setelah itu, ia memasukan uang seribu dinar dan sepucuk surat.

Di depan laut ia berkata, ''Ya Allah,
sesungguhnya Engkau tahu bahwa aku telah meminjam
seribu dinar dari temanku, dan aku katakan bahwa
'Cukuplah Allah sebagai saksi sekaligus penjamin'
dan ia rela. Ya Allah, aku telah berusaha sekuat
tenaga mendapatkan kapal untuk mengembalikan
pinjaman sesuai tenggat, tapi gagal. Maka,
sepotong kayu berisi seribu dinar dan sepucuk
surat ini aku jadikan dalam amanat-Mu, ya
Allah.'' Setelah itu ia melemparkan kayu itu ke
laut, ia lalu kembali mencari kapal untuk pulang.

Sementara itu, si pemberi pinjaman menunggu
kedatangan peminjam sesuai perjanjian. Ia berdiri
di tepi laut. Namun tiba-tiba, ia melihat
sepotong kayu mendekat kepadanya. Ia pun
mengambilnya. Setelah kayu dibuka, dia mendapati
seribu dinar dan sepucuk surat dari rekannya, si peminjam.

Tak lama si peminjam datang dengan seribu dinar
yang lain. Ia bercerita mengenai kesulitannya
mencari kapal untuk pulang. Pemberi pinjaman
malah mengabari bahwa Allah telah menyampaikan
kirimannya dalam sebuah kayu. Oh, indahnya sifat amanat! 

##########
Oleh: Nur Hasan Atho

Tidak ada komentar: